PENURUNAN PERMUKAAN TANAH
Assalamu'alaikum semua. saya kembali hadir setelah beberapa bulan lamanya.. tulisan kali ini adalah dalam rangka #ORBITFMIPAUI2016
Semoga bermanfaat J
Indonesia
adalah Negara berkembang, dimana Indonesia sedang giat-giatnya membangun dan
mengembangkan potensi-potensi daerah yang ada. Kita tahu bahwa perkembangan suatu daerah atau kota akan
berdampak kepada perubahan kondisi fisik kota. Semakin besar dan pesat
perkembangan suatu kota, maka akan semakin rumit permasalahan yang akan timbul.
Penurunan permukaan tanah atau land
subsidence adalah salah satu permasalahan yang terjadi di beberapa daerah
di Indonesia. Kota Jakarta adalah kota
terparah soal masalah penurunan permukaan tanah. Namun tetap ada kemungkinan
bisa terjadi di daerah kecil.
Penurunan
permukaan tanah adalah salah satu fenomena deformasi permukaan bumi secara vertical.
Penurunan permukaan tanah adalah turunnya permukaan tanah akibat terjadinya
perubahan volume pada lapisan-lapisan batuan di bawahnya. Secara umum, ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan penurunan permukaan tanah.
Penurunan tanah alami (natural subsidence)
yaitu penurunan tanah yang disebabkan oleh proses-proses geologi. Proses-proses
yang berperan adalah pelapukan (denuation), pengendapan (deposition), dan
pergerakan kerak bumi (crustal movement). Sedimentasi juga dapat menyebabkan
peristiwa deformasi ini, yaitu ketika sedimen yang terkumpul di suatu cekungan
menumpuk semakin banyak dan menimbulkan suatu beban yang bekerja meningkat,
lalu terjadilah suatu peristiwa kompaksi.
Penurunan
tanah akibat pengambilan air tanah (groundwater extraction). Pengambilan air
tanah secara besar-besaran tanpa memperhatikan kehidupan berkelanjutan akan
menyebabkan bencana yang besar. Pengambilan air tanah yang berlebih akan
menyebabkan berkurangnya kuantitas air tanah. Karena jumlah air ini berkurang
akan menyebabkan kekosongan di dalam lapisan tanah sehingga tekanan hidrostatis
pun berkurang. Kita bisa mencegahnya dengan menghemat air tanah dengan cara
menggunakan seperlunya saja.
Penurunan
permukan tanah karena beban bangunan (settlement). Tanah memiliki peranan
penting dalam pekerjaan konstruksi. Tanah dapat menjadi pondasi pendukung
bangunan atau bahan konstruksi dari bangunan itu sendiri seperti tanggul atau
bendungan. Penambahan bangunan di atas permukaan tanah dapat menyebabkan
lapisan di bawahnya mengalami pemampatan. Pemampatan tersebut disebabkan adanya
deformasi partikel tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau udara dari
dalam pori, dan sebab lainnya yang sangat terkait dengan keadaan tanah yang bersangkutan.
Proses pemampatan ini pada akhirnya menyebabkan terjadinya penurunan permukaan
tanah.
Penurunan permukaan
tanah ini dapat memberikan dampak kerugian yang besar. Jika penurunan muka
tanah terjadi, tidak hanya permasalahan lingkungan yang terjadi, namun banyak
permasalahan lain yang akan timbul. Peristiwa turunnya muka tanah dapat
menmperparah banjir dan mengganggu aktivitas warga, rusaknya infrastruktur
seperti jembatan, gedung-gedung dan rumah, jalan, dan bahkan dapat menyebabkan
bocornya pipa gas yang tertanam di dalam tanah. Bencana yang di timbulkan dari
turunnya muka tanah ini akan menimbulkan kerugian ekonomi, dan masalah
kesehatan akibat lingkungan yang rusak dan masalah sanitasi.
Banyak cara
yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya penurunan muka tanah ini. Karena
peristiwa turunnya permukaan tanah tidak terjadi begitu saja, tetapi karena
proses yang cukup lama. Bisa kita lakukan gerakan penghijauan, khususnya di
wilayah perkotaan seperti Jakarta. Dimulai dengan mendidik diri sendiri untuk
sadar akan menjaga lingkungan. Berani untuk memberi tahu orang lain jika
melihat adanya pelanggaran yang terjadi.karena jika kita tidak bisa mencegah,
maka mengatasi penurunan muka tanah
adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Mengatasinya bisa berhasil
dilakukan jika semua pihak turut serta berkontribusi dalam upaya penurunan muka
tanah tersebut.
Ada beberapa contoh cara yang dapat kita
lakukan untuk mengatasi penurunan muka tanah yaitu, memanfaatkan penggunaan
penggunaan air bawah tanah (ABT) seperlunya tanpa melakukan eksploitasi
berlebihan dan menggantinya dengan air permukaan sebagai sumber air baku atau dari
PDAM. Lalu membuat kolam pengumpul air hujan, baik di atas maupun bawah
permukaan. Serta peran Pemerintah berupaya untuk meninggikan area yang
mengalami penurunan permukaan tanah dengan cara menguruknya. Selain itu
dilakukan juga dengan cara meninggikan penghalang atau jeti agar air laut yang
meluap ketika pasang tinggi yang masuk ke wilayah permukaan tidak meluas
genangannya dan tidak mengganggu aktivitas warga sekitar.
Kita sebagai
warga Negara Indonesia wajib untuk melakukan kontribusi untuk negeri kita dalam
bidang apapun yang memberikan manfaat kepada masyarakat. Peran saintis pun
sangat diperlukan dalam permasalahan penurunan muka tanah ini. Dengan bersinergi
dengan berbagai kontibutor bidang lainnya maka setiap permasalahan pasti akan
terselesaikan.
Peran saintis
yaitu dengan mempelajari ilmu tentang bumi, maka kita sebagai manusia di bumi
akan lebih mengenal bumi dan akan semakin mengerti bagaimana mengelola bumi
dengan baik dan sadar akan peran manusia sebagai penjaga bumi. Dengan mempelajari
lapisan-lapisan tanah bumi, struktur bawah tanah daerah yang berbeda-beda akan
membantu dalam mencegah tejadinya penurunan muka tanah.
Pemerintah
juga dapat bekerjasama dengan pihak ilmuwan. Seiring dengan perkembangan
teknologi yang semakin maju setiap waktunya, berbagai ahli banyak yang mencari
cara untuk menanggulangi permasalahan penurunan permukaan tanah yang terjadi.
Salah satu teknologi yang ada, yaitu Aquifer Storage and Recovery (ASR).
Pemerintah daerah yang berkoordinasi dengan pemerintah pusat dapat menerapkan
teknologi ASR ini. Aquifer Storage and Recovery (ASR) merupakan sebuah
teknologi yang dikembangkan oleh Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan
dan Pusat Litbang Sumber Daya Air sebagai upaya untuk penanggulangan penurunan
permukaan tanah. Aquifer Storage and Recovery (ASR) didefinisikan sebagai
bentuk cara dalam menyimpan air yang berasal dari air hujan pada lapisan tanah
dengan membuat sumur bor yang dilengkapi pisometer. Pisometer sendiri berfungsi
sebagai alat pemantau untuk mengukur tekanan statis cairan dalam sebuah sistem.
Metode yang digunakan, yaitu dengan membuat resapan air dan kemudian
menginjeksikan air tersebut ke sebuah tempat atau saluran yang telah
ditentukan.
Masyarakat
biasa pun juga dapat mengatasi penurunan muka tanah dengan mengembalikan air
tanah. Bagaimana caranya adalah dengan membuat lubang-lubang biopori yang akan
memperbaiki resapan air tanah.
Dapat kita
simpulkan bahwa dalam masalah penurunan permukaan tanah bisa kita cegah dan
atasi bersama-sama. Setelah mengetahuinya, selanjutnya adalah melaksanakannya
dengan tindakan nyata.
Departemen
Fisika, FMIPA UI
Kelompok 34
PIKO
#ORBITFIMPAUI2016
#BANGGAJADIMIPA
#KenalPeduliPrestatif
# raihmimpi,bangunnegeri,guncangkandunia
Sumber bacaan pada tanggal 28
September 2016
Komentar
Posting Komentar